Alasan Pria Perlu Melakukan Cangkok Alat Kelamin

Malang- Detik, Meski disebut alat vital, penis tidak termasuk organ vital seperti ginjal sehingga pasti ada alasan tersendiri jika ada orang melakukan cangkok penis. Yang jelas bukan untuk menyambung nyawa, sebab orang tidak mungkin mati hanya karena penisnya tidak berfungsi.
Dalam dunia kedokteran, operasi cangkok penis digolongkan ke dalam jenis tindakan phalloplasty (berasal dari kata phallus yang berarti penis). Tindakan lain yang termasuk phalloplasty adalah pembesaran, perbaikan bentuk dan pemasangan kembali penis yang putus.
Phalloplasty pertama yang pernah tercatat dalam sejarah dilakukan di Inggris pada tahun 1946. Operasi ini dilakukan terhadap Laurence Michael Dillon, dokter transeksual dengan nama asli Laura Maud Dillon yang berniat mengganti jenis kelaminnya menjadi pria tulen.
Seperti pada kasus Dr Dillon, beberapa operasi cangkok penis juga dilakukan dengan alasan ganti kelamin. Dikutip dari BBC, Kamis (13/1/2011), Professor Nicolo Scuderi dari Umberto I Hospital di Roma, Italia melakukan operasi cangkok penis pada tahun 1998, terhadap 3 pasien yang seluruhnya transeksual.
Dari ketiganya, 2 pasien memiliki jenis kelamin wanita dan telah mendapat persetujuan hukum untuk mengganti jenis kelamin menjadi pria. Sementara 1 pasien lagi adalah pria yang sudah mengganti jenis kelamin menjadi wanita, namun berubah pikiran dan ingin penisnya dikembalikan.
Selain untuk berganti jenis kelamin, phalloplasty juga dilakukan pada kasus-kasus kecelakaan. Pada awal tahun 1998, bocah laki-laki berusia 6 tahun di Provinsi Jilin, China Tenggara, Jiang Rongming kehilangan penisnya karena digigit keledai yang sedang mengamuk.
Tim dokter yang menangani berusaha menumbuhkan penis buatan, yang dibentuk dengan mengambil sedikit jaringan perut dan kulit si bocah. Operasi itu membuahkan hasil, meski untuk bisa berfungsi dengan baik penis itu harus menjalani beberapa kali operasi dalam beberapa tahun berikutnya.
Kasus lain yang cukup fenomenal adalah pertengakaran suami istri John dan Lorena Bobbitt asal New York yang berujung dengan pemotongan penis sang suami pada tahun 1993. Sang istri, Lorena pada akhirnya dibebaskan dari segala tuntutan karena sejumlah saksi mengatakan John memang suami yang kurang ajar.
Terlepas dari proses sidang yang kontroversial, kisah sukses ditorehkan oleh Dr James T Sehn dan Dr David Berman yang mati-matian menyambung kembali penis John dalam sebuah operasi selama 9,5 jam. Beruntung setelah kejadian itu, Lorena langsung menghubungi 911 dan menyimpan potongan penis dalam lemari es.
Tapi dasar suami kurang ajar, John yang akhirnya bercerai dari Lorena malah tampil sebagai bintang dalam sebuah film porno pada tahun 1994. Kisah yang diangkat dalam film tersebut tidak jauh-jauh dari kasus yang menimpanya, yakni kisah John yang kehilangan penis lalu menyambungnya lagi hingga dapat berfungsi dengan normal.
Dalam dunia kedokteran, operasi cangkok penis digolongkan ke dalam jenis tindakan phalloplasty (berasal dari kata phallus yang berarti penis). Tindakan lain yang termasuk phalloplasty adalah pembesaran, perbaikan bentuk dan pemasangan kembali penis yang putus.
Phalloplasty pertama yang pernah tercatat dalam sejarah dilakukan di Inggris pada tahun 1946. Operasi ini dilakukan terhadap Laurence Michael Dillon, dokter transeksual dengan nama asli Laura Maud Dillon yang berniat mengganti jenis kelaminnya menjadi pria tulen.
Seperti pada kasus Dr Dillon, beberapa operasi cangkok penis juga dilakukan dengan alasan ganti kelamin. Dikutip dari BBC, Kamis (13/1/2011), Professor Nicolo Scuderi dari Umberto I Hospital di Roma, Italia melakukan operasi cangkok penis pada tahun 1998, terhadap 3 pasien yang seluruhnya transeksual.
Dari ketiganya, 2 pasien memiliki jenis kelamin wanita dan telah mendapat persetujuan hukum untuk mengganti jenis kelamin menjadi pria. Sementara 1 pasien lagi adalah pria yang sudah mengganti jenis kelamin menjadi wanita, namun berubah pikiran dan ingin penisnya dikembalikan.
Selain untuk berganti jenis kelamin, phalloplasty juga dilakukan pada kasus-kasus kecelakaan. Pada awal tahun 1998, bocah laki-laki berusia 6 tahun di Provinsi Jilin, China Tenggara, Jiang Rongming kehilangan penisnya karena digigit keledai yang sedang mengamuk.
Tim dokter yang menangani berusaha menumbuhkan penis buatan, yang dibentuk dengan mengambil sedikit jaringan perut dan kulit si bocah. Operasi itu membuahkan hasil, meski untuk bisa berfungsi dengan baik penis itu harus menjalani beberapa kali operasi dalam beberapa tahun berikutnya.
Kasus lain yang cukup fenomenal adalah pertengakaran suami istri John dan Lorena Bobbitt asal New York yang berujung dengan pemotongan penis sang suami pada tahun 1993. Sang istri, Lorena pada akhirnya dibebaskan dari segala tuntutan karena sejumlah saksi mengatakan John memang suami yang kurang ajar.
Terlepas dari proses sidang yang kontroversial, kisah sukses ditorehkan oleh Dr James T Sehn dan Dr David Berman yang mati-matian menyambung kembali penis John dalam sebuah operasi selama 9,5 jam. Beruntung setelah kejadian itu, Lorena langsung menghubungi 911 dan menyimpan potongan penis dalam lemari es.
Tapi dasar suami kurang ajar, John yang akhirnya bercerai dari Lorena malah tampil sebagai bintang dalam sebuah film porno pada tahun 1994. Kisah yang diangkat dalam film tersebut tidak jauh-jauh dari kasus yang menimpanya, yakni kisah John yang kehilangan penis lalu menyambungnya lagi hingga dapat berfungsi dengan normal.
BERI KOMENTAR