Jumlah Orang Gila di Indonesia Meningkat
Suatu fenomena yang langka memang, Mengapa Orang Gila yang meningkat bukan prestasi atau kebanggaan lain yang meningkat dari Indonesia. Ya memang aneh setelah pemilu tanggal 9 April 2009 besok diperkirakan jumlah orang gila di Indonesia akan meningkat, ini disebabkan dari para Calon Anggota legislative atau para Caleg yang gagal menuju ke kursi legislatif. Dari calon anggota legislative total seluruh Indonesia kurang lebih sekitar 10.000 orang nantinya yang akan duduk di kursi legislative hanya 800an orang berarati ada kemungkinan sekitar 9000an orang lebih akan gila.
Mengapa kok bisa gila? Bisa saja gila mereka (para Caleg) yang begitu antusias dan ambisius mencalonkan diri sebagai anggota legislative mengorbankan segala kemampuan baik dari segi materi dan kemampuan berfikir mereka gunakan mereka kuras habis unrum menarik simpati para rakyat untuk memilihnya, namun hasilnya tidak sesuai dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Ini dapat menyebabkan depresi yang sangat berat baik segi fisik maupun pikiran yang menyebabkan orang atau para Caleg tidak mampu untuk menerima kenyataan dan akhirnya karena tidak kuat mereka jadi Gila.
Banyak rumah sakit di dareah yang telah menyiapakan ruang tambahan baik ruang khusus atau ruang biasa kelas ekonomi untuk mengantisipasi bertambahnya pasien yang gila setelah pemilu legislative tanggal 9 April yang akan datang.
Melihat fenomena seperti ini tentunya ini merupakan pembelajaran, kita ambil nilai positifnya saja orang boleh berambisi untuk menjadi calon wakil rakyat di lembaga legislative dengan niat membela rakyat, menyalurkan aspirasi rakyat baik itu calon anggota legislative dari orang biasa atau orang yang sudah memang mumpuni di bidangnya, fenomena baru seperti ini memang unik dan baru ada pertama kali di Indonesia, setiap orang bebas dan bisa menjadi anggota legislative tapi kalau terlalu banyak rakyat juga pusing rakyat akan bingung memilihy wakil mereka mana yang cocok Mana yang bisa menyalurkan aspirasi mereka, padahal kita tyidak tahu jauh tentang asal usul mereka latar belakang mereka, apa ini memang suatu wacana saja atau memanag hanya suatu aji mumpung saja bagi setiap orang untuk menunjukan diri mereka di depan public.
Mungkin seharusnya calon anggota legislative untuk berfikir seribukali untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislative, kalau memang benar- benar mempunyai kemampuan dibidangnya dan sanggup untuk menjalankan amanat yang di emban silahkan mencalonkan diri sebagai anggota legislative, tapi bagaimana dengan mereka yang hanya pas-pasan dalam artian pengetahuan tentang politik kurang serta kemampuan dari segi ekonomi termasuk dalam golongan ekonomi kelas menengah, tentunya mereka berharap pengorbanan mereka sebelum menjadi anggota legislative akan mewujudkan impian mereka setelah menjadi anggota legislative, namun bagaimana jika impian yang dengan pengorbanan begitu besar menguras pikiran adan materi tidak terwujud ? yang ada hanya depresi yang dapat menyebabkan kegilaan.
Ambillah nilai positifnya dari fenomena yang ada sekarang, bagaimana jika seorang caleg yang pengetahuan politiknya cetek dihadapkan dengan dunia politik yang begitu banyak teka teki yang mebguras pikiran tidak mampu dan sanggup untuk menjalankanya. Wallahua’lam
Mengapa kok bisa gila? Bisa saja gila mereka (para Caleg) yang begitu antusias dan ambisius mencalonkan diri sebagai anggota legislative mengorbankan segala kemampuan baik dari segi materi dan kemampuan berfikir mereka gunakan mereka kuras habis unrum menarik simpati para rakyat untuk memilihnya, namun hasilnya tidak sesuai dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Ini dapat menyebabkan depresi yang sangat berat baik segi fisik maupun pikiran yang menyebabkan orang atau para Caleg tidak mampu untuk menerima kenyataan dan akhirnya karena tidak kuat mereka jadi Gila.
Banyak rumah sakit di dareah yang telah menyiapakan ruang tambahan baik ruang khusus atau ruang biasa kelas ekonomi untuk mengantisipasi bertambahnya pasien yang gila setelah pemilu legislative tanggal 9 April yang akan datang.
Melihat fenomena seperti ini tentunya ini merupakan pembelajaran, kita ambil nilai positifnya saja orang boleh berambisi untuk menjadi calon wakil rakyat di lembaga legislative dengan niat membela rakyat, menyalurkan aspirasi rakyat baik itu calon anggota legislative dari orang biasa atau orang yang sudah memang mumpuni di bidangnya, fenomena baru seperti ini memang unik dan baru ada pertama kali di Indonesia, setiap orang bebas dan bisa menjadi anggota legislative tapi kalau terlalu banyak rakyat juga pusing rakyat akan bingung memilihy wakil mereka mana yang cocok Mana yang bisa menyalurkan aspirasi mereka, padahal kita tyidak tahu jauh tentang asal usul mereka latar belakang mereka, apa ini memang suatu wacana saja atau memanag hanya suatu aji mumpung saja bagi setiap orang untuk menunjukan diri mereka di depan public.
Mungkin seharusnya calon anggota legislative untuk berfikir seribukali untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislative, kalau memang benar- benar mempunyai kemampuan dibidangnya dan sanggup untuk menjalankan amanat yang di emban silahkan mencalonkan diri sebagai anggota legislative, tapi bagaimana dengan mereka yang hanya pas-pasan dalam artian pengetahuan tentang politik kurang serta kemampuan dari segi ekonomi termasuk dalam golongan ekonomi kelas menengah, tentunya mereka berharap pengorbanan mereka sebelum menjadi anggota legislative akan mewujudkan impian mereka setelah menjadi anggota legislative, namun bagaimana jika impian yang dengan pengorbanan begitu besar menguras pikiran adan materi tidak terwujud ? yang ada hanya depresi yang dapat menyebabkan kegilaan.
Ambillah nilai positifnya dari fenomena yang ada sekarang, bagaimana jika seorang caleg yang pengetahuan politiknya cetek dihadapkan dengan dunia politik yang begitu banyak teka teki yang mebguras pikiran tidak mampu dan sanggup untuk menjalankanya. Wallahua’lam
BERI KOMENTAR