whatsapp smart marketer

halnutech

Perdamaian Ahmad Dhani Vs Global TV Sebatas Asumsi

Malang, Permasalahan Ahmad Dhani dengan wartawan Global TV merupakan masalah kode etik jurnalisme, di mana ada hak dan privasi yang semestinya dihormati. Namun sejauh apa sebenarnya batas privasi ini? Hal ini dijelaskan oleh Bekti Nugroho selaku Wakil Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers.

"Soal ini bisa dilihat dari dua hal: 1. menyangkut privasi berlaku di semua tempat, tidak hanya orang di rumahnya masing-masing, tapi di tempat publik, mall, jika mau wawancara harus minta izin dulu. Wartawan indonesia adalah wartawan profesional bisa menahan diri dan bekerja profesional," ucap Bekti Nugroho di Dewan Pers, Rabu (02/03).

Pria ini juga menjelaskan bahwa jika perilaku wartawan yang mencari berita dirasa mengganggu maka hal itu bisa dikatakan pelanggaran kode etik.

"Misalnya perilaku wartawan ini mengganggu bisa dikatakan pelanggaran kode etik. Saya kira ruang publik beda sekali dengan urusan publik dan privat, dalam konteks jurnalisme yang disampaikan harus mempunyai nilai-nilai publik dan relevan dengan publik, bukan urusan-urusan privat," katanya.

Selain itu, dalam hal ini ia menyampaikan definisi publik figur dengan agak berbeda. Publik figur hanya berlaku bagi pejabat pemerintahan yang memiliki urusan publik, dan bukan artis seperti yang selama ini kita pahami.

"Selain itu juga perlu ditegaskan pengertian publik figur, tidak berlaku untuk orang-orang biasa atau artis, karena untuk pekerjaannya tidak menyangkut untuk urusan publik, karena yang bisa seperti itu hanya pejabat publik," katanya.

Baik Ahmad Dhani maupun kru dari Global TV telah mengunjungi Dewan Pers untuk menentukan langkah selanjutnya. Menurut pria ini dua pihak tersebut mengindikasikan adanya perdamaian, namun hal ini masih sebatas asumsi.

"Kedua belah pihak secara suka rela sudah menyatakan berdamai, jika dalam pertemuan jumat nanti ada suatu kesalahan harus ada pengakuan kesalahan dan kesadaran dan meminta maaf. Tapi ini masih sebatas asumsi-asumsi," pungkasnya. (kpl/hen/sjw)

Show comments
Hide comments

Tidak ada komentar

Silahkan berikan komentar yang membangun

Diberdayakan oleh Blogger.